Selasa, 19 Februari 2013

Forum Editor Temui Wako Padang

Sejumlah 'petinggi' media massa Sumatera Barat yang tergabung dalam Forum Editor (FEd) menemui Walikota Padang, Fauzi Bahar, Selasa (19/2) di kediamannya jalan A Yani.

Forum Editor yang terdiri dari pimpinan media cetak dan elektronik ini mengungkapkan beberapa hal terkait hubungan wartawan dengan Pemko Padang. Disinggung juga apresiasi Pemko Padang sendiri terhadap tugas wartawan yang meliput kegiatan - kegiatan Pemko termasuk meliput razia Satpol PP yang dinilai minim.

Salah satu poin yang menjadi sorotan dalam kesempatan tersebut adalah keamanan dan perlindungan terhadap wartawan sebagai mitra pemko dalam suatu peliputan kegiatan.

Dewan Penasehat FEd Khairul Jasmi (KJ) membeberkan, contoh kasus yang terjadi baru - baru ini. Sejumlah wartawan yang meliput Satpol PP saat merazia warung remang - remang di bantaran Batang Harau. Terjadi penodongan senjata api oleh seseorang yang diduga oknum aparat terhadap wartawan.

"Wartawan bersama Satpol PP merupakan pihak yang mendapat pengancaman dari oknum tersebut. Dalam hal ini satpol PP semestinya memberikan perlindungan atau bahkan perlawanan, serta mengejar pelaku pengancaman tersebut,"ungkap KJ, pimred Harian Singgalang ini.

Ia menyesalkan, Satpol PP tidak bertindak. Pelaporan juga dilakukan wartawan sementara Pol PP tidak ikut mendampingi dan tidak memberikan laporan ke kepolisian beberapa saat pasca kejadian.

"Hal ini kan tidak perlu terjadi jika Pol PP merasa bersama - sama dengan wartawan, karena wartawan pergi meliput naik mobil Pol PP,"tukasnya.

Selain KJ, salah seorang Presidium FEd dari Padang TV, Vinna Melwanti, meminta komitmen Walikota terkait perlindungan wartawan yang diminta meliput kegiatan di lingkungan Pemko Padang.

"Dalam kasus pengancaman dengan senjata api oleh oknum di Muaro,  salah seorang wartawan adalah dari Padang TV. Bukti - bukti tentang itu sempat terekam meskipun tidak utuh. Nama pelaku juga sempat terdengar dipanggil. Semuanya kami sudah laporkan ke polisi,"katanya.

Anggota FEd yang lain juga meneyesalkan respon lamban pihak kepolisian dalam mengusut kasus ini.

Setelah kejadian pada malam 14 Februari itu, sejumlah wartawan bersama LBH Pers sudah melaporkan ke pihak kepolisian. Namun setelah berlangsung beberapa hari, bahkan hingga Senin kemaren, kasus itu masih belum juga diproses. "Mereka menganggap kasus ini sepele, sementara pelaku masih berkeeliaran dimana-mana," tukas Vina (001)

Tidak ada komentar: