Senin, 20 Mei 2013

Sumbar No.3 Penyebaran Rabies Secara Nasional

Angka penyebaran rabies di Sumatera Barat masih berada pada level mengkhawatirkan, dan menempati posisi 3 besar secara nasional. Di tahun 2012, terdapat 14 kasus kematian manusia akibat terjangkit rabies, yang didominasi oleh gigitan anjing liar. Sementara, sejak awal Januari hingga April 2013, telah terdapat 10 kasus kematian akibat rabies.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Rosnini Safitri mengatakan, tingginya penyebaran dan masyarakat yang terjangkit rabies, berkaitan erat dengan hobi masyarakat memelihara anjing untuk berburu. Hal itu diperparah dengan adanya kepercayaan yang beredar di kalangan masyarakat, bahwa anjing yang divaksin tidak lagi memiliki kecepatan berlari. Mitos itupun membuat masyarakat enggan menghantarkan anjing peliharaannya untuk divaksin.


Rosnini Safitri menjelaskan, penyebaran rabies tertinggi di Sumatera Barat terjadi di Kabupaten Solok, Agam, dan Dharmasraya. Di daerah tersebut terdapat kegiatan jual beli anjing secara rutin, yang didatangkan dari Pulau Jawa. Anjing yang tidak laku dilepas begitu saja, sehingga menjadi anjing liar dan menambah tingginya kemungkinan penyebaran rabies.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Rosnini Safitri menambahkan, untuk menekan angka rabies, pihaknya menghimbau masyarakat agar memberikan vaksin kepada hewan peliharaannya, seperti kucing, anjing, maupun monyet. Selain itu, Dinas Kesehatan di Kabupaten/Kota diminta memprioritaskan pengadaan vaksin rabies, mengingat ketersediaan vaksin rabies di Provinsi bukan stock utama melainkan bersifat cadangan.(DES/001)

Tidak ada komentar: